
Orang yang kuat adalah orang yang sabar dan lurus
JP-jakarta-Jokowi papers adalah dokumen nama-nama orang Indonesia, pengusaha Indonesia, perusahaan Indonesia dan para koruptor alias para garong pencuri uang rakyat yang selama ini menyimpan uangnya di luar negeri. Nama-nama tersebut ada di kantong Jokowi. Mereka itu semua sejatinya adalah garong, perampok uang rakyat yang diam-diam menyimpan uangnya di luar Indonesia. Dokumen sakti ini aman berada di kantong Jokowi. Tak heran banyak sekali pihak yang terusik dan terganggu dengan sepak terjang Jokowi.
Harta para garong ini disimpan rapi entah di negara Singapura atau di luar Singapura dengan tujuan bebas pajak atau menyelamatkan uang hasil kejahatan korupsi. Presiden Jokowi paham modus mereka dan bukan basa basi, dirinya dan jajaran pemerintahannya akan mengejar mereka semua. Dengan tujuan mulia yaitu dana segar untuk pembangunan negeri demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Satu yang patut digaris bawahi tentang sosok yang bernama Joko Widodo Presiden RI ke 7 adalah keberaniannya yang luar biasa menghadapi para maling, garong, pengkhianat di negeri. Mengapa Jokowi berani? Karena Jokowi tidak punya beban masa lalu, TIDAK PUNYA KEPENTINGAN APAPUN dan dengan siapapun. Semua Jokowi lakukan demi KECINTAANNYA kepada negeri ini.
Sosok pemimpin yang sangat mencintai negeri melekat kuat di tubuh Jokowi. Bersih dan tidak korupsi, itulah sosok Jokowi di mata Mahfud MD ditambah lagi keluarganya tidak ikut-ikutan.
Beberapa kali dalam berbagai kesempatan pidatonya, Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa dirinya tahu bahwa banyak orang Indonesia dan perusahaan Indonesia menyimpan trilyunan uangnya di bank-bank di negeri, entah di bank Singapura atau di luar Singapura. Jokowi menyinggung nama-nama tersebut sudah ada di kantongnya.
Di tahun 2016 Jokowi telah mengingatkan bahwa pada 2018 akan ada keterbukaan informasi yang tidak bisa dicegah oleh negara manapun. Sehingga, nantinya uang orang di Indonesia yang ada di Singapura berapa, yang ada di Swiss berapa, yang ada di Hong Kong berapa, semuanya akan terbuka karena memang aturan internasional sudah ditanda- tangani semuanya.
Datanya Sudah Ada, Presiden Jokowi: Uang Kita Yang Disimpan di Luar Negeri Rp 11.000 Triliun
Dalam kesempatan lain di pidatonya, kembali Jokowi menyinggung banyaknya koruptor dari Indonesia yang menyimpan uangnya di bank-bank di Swiss dalam jumlahnya lebih dari seribu triliun rupiah . Dengan tegas Jokowi mengatakan untuk simpanan di bank Swiss itu dirinya akan menyita uang para koruptor tersebut.
Untuk itu kiranya beberapa upaya tengah digalang pemerintah Indonesia agar terjadi kesepakatan atau kerja sama dengan Pemerintah Swiss untuk mengembalikan uang uang hasil korupsi itu ke Indonesia. Apakah ini sekedar gertakan? Nyatanya tidak, ini sekali lagi tentang keberanian sosok yang bernama Jokowi dalam merampas harta para koruptor yang selama ini tersimpan rapi di bank Swiss.
Di hari Minggu lalu tanggal 9 Desember 2018, bertepatan dengan peringatan hari anti korupsi sedunia, Presiden Joko Widodo mempertegas komitmennya dalam mengejar para koruptor yang menyembunyikan uang hasil korupsi di luar negeri. Jokowi menegaskan, aparat penegak hukum juga tidak memberikan toleransi sedikitpun kepada tersangka koruptor yang melarikan uang hasil korupsinya ke luar negeri.
Salah satu tempat persembunyian hasil korupsi tersebut berada di Swiss yang terkenal dengan layanan perbankannya. Layanan yang baik ini diikuti dengan tax haven atau pajak yang kecil bahkan bisa juga bebas pajak. Hal ini menyebabkan Swiss sebagai salah satu negara tujuan utama dalam menyimpan dana hasil korupsi.
Bersama-sama pemerintah Swiss, pemerintah Indonesia telah mencapai titik terang dalam menandatangani mutual legal assignment (MLA). MLA ini merupakan platform yang legal untuk mengejar uang hasil korupsi dan money laundering yang koruptor sembunyikan. Sehingga, dengan adanya MLA, harta dan aset dari para koruptor bisa menjadi sitaan Negara. Upaya ini telah dilakukan sejak tahun 2015 yang lalu dan di akhir 2018 tinggal di tanda tangani kedua belah pihak seperti yang dikemukakan oleh Dubes Indonesia untuk Swiss, Muliawan Hadad.
Pemerintah Swiss dan Pemerintah Indonesia selangkah lebih dekat untuk meneken perjanjian Mutual Legal Assistance (MLA). Penandatanganan perjanjian hanya tinggal menunggu waktu.
Demikian dikemukakan Dubes Indonesia untuk Swiss Muliaman D. Hadad melalui pesan singkatnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (13/12/2018).
“MLA siap untuk ditandatangani. Saat ini sedang cari waktu dari kedua belah pihak,” kata Muliaman.
https://www.cnbcindonesia.com/market/20181213162744-17-46282/siap-siap-wni-tak-bisa-lagi-sembunyikan-uang-di-swiss
Adanya kesepakatan lewat MLA antara Indonesia-Swiss menjadi sinyal bagi dunia internasional untuk berkomitmen kuat dalam menanggulangi kejahatan lintas negara, terutama pencucian uang dari usaha hasil korupsi. Oleh karena itu, program tersebut menunjukkan ketegasan sikap pemerintah RI yang tidak menolerir segala bentuk korupsi atau money laundering.
Tegasnya sikap Jokowi berhadapan dengan para koruptor alias para penggarong negeri sudah pasti membuat banyak pihak terusik dan terganggu. Jadi tak perlu heran mengapa setiap kebijaksanaan dan kebijakan di pemerintahan Jokowi selalu penuh dengan cibiran, nyinyiran dan julidnya manusia-manusia licik pembenci Jokowi.
Mereka yang terusik kepentingannya sudah pasti para membenci Jokowi. Selalu mencoba cara untuk melengserkan sekaligus bila perlu menghancurkan Jokowi. Para perampok, pencuri, perusak negeri ini setiap hari berkeliaran mencari celah menghantam dari segala sisi setiap kebijakan pemerintah secara vulgar tanpa ada kata risih apalagi malu.
Mereka akan menggerakkan siapapun agar tujuannya tercapai. Untuk menutupi kedok busuknya para mafia tersebut bertingkah laku macam pembela negeri. Mereka bisa jadi menyaru menjadi elit politik, pengamat, tokoh agama ataupun politisi setengah jadi.
Tujuan para garong, perampok, maling dan perusak negeri ini tidak tidak lain semata-mata hanya demi uang dan kekuasaan. Tidak heran segala cara akan mereka tempuh termasuk menggadaikan dirinya termasuk berpihak pada negara asing. Tidak percaya? Silahkan merenung dan berpikir mengapa pemerintahan Jokowi sepanjang tahun selalu penuh dengan fitnahan, nyinyiran dan hujatan.(red.mjp/rhdyt.sbr;seword)